Berapa Harga Wanita Abad XXI
Empat belas abad yang lalu
Tatkala Rasul pilihan lahir dari rahim Aminah
Harga setetes darah wanita
Lebih mulia dari langit bumi serta isinya
Kini,
Dalam peradaban yang serba absurd, tak kenal moral
Tubuh dan jiwa wanita diobral
Dimana-mana
Persis
Seperti tissue pengusap keringat
Diobral murah, mudah didapat, mudah dibawa kemana-mana
Dimana-mana
Satu dua sen saja, praktis dipakai
Dimana-mana
Satu dua usapan saja
Lantas dibuang dalam kantong-kantong sampah kehidupan
Menyatu dalam komunitas kuman dan kotor
Kini,
Dalam peradaban yang tak kenal nurani
Wanita-wanita itu jadi budak nafsunya sendiri
Wanita-wanita itu membuang rasa kemanusiannya sendiri
Wanita-wanita tampil terlalu berani
Di layar-layar kaca
Di majalah-majalah
Di studio foto
Di jalur-jalur internet
Di garis-garis pantai
Di pasar-pasar
Di trotoar-trotoar
Di lorong-lorong sempit
Di lapangan kehidupan
Di gubug-gubug reot
Di hotel-hotel berbintang
Di pesta-pesta dan rapat
Di terminal
Di stasiun
Di pelabuhan
Di trem dan bus kota
Di segala pusat denyut kehidupan
Wanita-wanita itu nekad
Membalut sepertiga tubuhnya
Dengan sutra tipis satu lapis
Dihiasi basah keringatnya
Pesonanya persis seperti gelas-gelas kaca
Dalam pesta para raja
Mereka kehilangan ruh kesuciannya
Mereka telah membuang nyawa cintanya
Untuk menyesal selama-lamanya
Tiba-tiba puisiku bungkam, berhenti sendiri
Ia menangis bersama sepi
Dalam tangisnya ia isakkan
Satu pertanyaan :
"Jika dunia ini tak lagi menyisakan wanita-wanita rabbaniah
Yang setia merawat cinta dan generasi
Maka berapa harga wanita abad XXI ini ?"
Pertanyaan ini biar para wanita yang menjawabnya sendiri
Ramsis, 12 Juli 1999
Dibaca :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar